Saturday, October 24, 2015

Puisi | Sembari Bersepeda

image from bikeslocounty.org

Sembari Bersepeda


aku meragu engkau akan sudi

sekadar duduk di kursi belakang sepeda
berpegangan pada pinggang kurusku
suaraku akan tertiup angin yang menjelaskan 
beberapa hal yang tak menarik

sepeda, bukan sedan dua pintu
yang dulu pernah kuidam-idamkan
dalam mimpi malam-malam buta kemarin
nyatanya aku hanya mampu membeli sepeda
kedua rodanya menggelinding
mencumbui jalan-jalan sempit dalam kota
akan kutawarkan engkau tur wisata
sembari angin membelai peluhku yang ganda
lihat ke kiri, lihat ke kanan
itu dinding gedung yang berkala dicat para pekerja
orang-orang yang bahkan tidak tinggal di dalamnya
sebelah sana adalah tempat pembuangan sampah
setiap hari ada perpisahan di halaman rumah
kita juga akan melewati taman kota
dan kursi-kursi beton yang sudah sunyi
sepasang suami isteri yang sering menghabiskan waktunya di situ
kini sedang mendorong kereta belanja di supermarket
produk-produk bergizi yang tidak bisa kau tawar lagi
demi buah hati yang sepertinya
akan lahir dalam hitungan hari

kita bisa berhenti sejenak kapan saja
akan aku belikan minuman dingin untukmu
kau teguklah perlahan dan kita siap lanjutkan perjalanan
apakah kau mau sekadar duduk di bangku belakang?
biar saja aku yang mengayuh sepeda
dan perlahan kau coba pahami tujuan kita
yang aku sendiri tidak tahu menuju ke mana



Chris - 04.200414.14.43

No comments:

Post a Comment