Friday, August 10, 2012

10 Lagu Sheila on 7 Terbaik versi Chris Othersides

: gegara teman di twitter (@opiloph)

Awalnya mau dibikin 25 juga, sama seperti yang Raf buat di twitter menyoal senarai terbaik lagu-lagu Sheila on 7 versinya. Tertarik membuat versi sendiri, aku membuatnya hanya 10 buah. Dan ini merupakan kerja keras juga karena sulit menentukannya. Secara semua lagu-lagu Sheila on 7 itu bagus, punya kesan dan keren secara musikal. Dan sepuluh yang aku pilih ini lebih kepada selera saja. Mari kita mulai dengan nomor 10 lebih dulu :D



10. PeDe.
Lagu ini ada dalam album pertama Sheila on 7. Musiknya riang dengan rhytim sederhana. Liriknya juga tak semanis lagu lainnya dalam album pertama. Namun pada lagu semodel inilah Eross akan lebih terdengar sebagai lead guitar jempolan. Lagu nge-beat kupikir adalah zona ekspresif buat Sheila on 7. Meskipun begitu, karya mereka yang biasanya laris di pasar adalah lagu yang mengalun atau sedikit riang. 

9. Bila Kau Tak di Sampingku.
Merupakan pandangan pertamaku atas lagu So7 yang membuat langsung jatuh cinta. Setelah lagu ini aku melirik karya-karya mereka sebelumnya. Refrain lagu ini ada pada chord F# padahal nada dasarnya adalah B. Aslinya lagunya turun, apa ya istilahnya? Tapi apapun namanya, kreatifitas tersebut sangat jarang ada dalam lagu pop (band) jaman itu. Pertunjukkan musik yang memanjakan detak jantung, kedua telinga adalah pintu masuknya.

8. Shepia.
Unik, dingin, pedih dan segar. Sedikit sekali lagu So7 yang diawali dengan chord minor. Dan Shepia adalah masterpiece dari yang sedikit itu. Aransemennya jelas rapi, detil dan misterius. Vokal berbisik dengan memanfaatkan kelebihan musik stereo, menyayat membalut tema berkesan negatif. Unik. Pedih pasrah vokal Duta diiringi melodi biola menyayat hati, namun dikelilingi hentakan bass dan drum yang timpang dengan sedih liriknya. Anehnya, semua menjadi padu dalam Shepia. Overtune dan teriakan Duta di belakang musik semakin menegaskan kerelaan di atas kesedihan aku-lirik. Segar karena aransemen seperti ini jarang kutemukan pada lagu-lagu saat itu, mungkin pada saat ini juga. Sheila on 7 memang grup musik yang kreatif mencipta!

7. Lihat, Dengar, Rasakan.
Liriknya sangat menyentuh! Harmonisasi vokal serasa kidung yang menghentikan desaf napas. Sebuah kejutan dihadirkan oleh Adam dalam bentuk melodi bass yang menyayat hati, menggantikan lead guitar yang umumnya mengisi bagian interlude. Bass menjadi tokoh utama dalam musik lagu ini. Secara umum So7 kuat pada aransemen. Eross pasti punya peran besar dan kreatifitas personel lainnya juga tak kalah mengimbanginya. Dan pada Lihat, Dengar, Rasakan aransemen So semakin menggugah dengan orkestra musik yang mampu membuat pendengar merasakan haru. Lagu ini memang bukan bertema cinta, melainkan kemanusiaan dan Tuhan. Tapi So7 menggarapknya dengan cukup tersirat pada lirik dan terkesan kalem saja. 

6. Seberapa Pantas.
Sheila on 7 menegaskan sekreatif apa mereka bisa mengarang musik dengan paduan chord yang tak biasa. Dinamika antar bagian lagu begitu lesap, mulus, sekilas dengar lagunya mudah saja. Tapi detilnya ternyata menarik. Seharusnya ada studi soal ini :D Pada detil lagu ini, So7 menunjukkan wujud perhatian sungguh-sungguh terhadap aransemen musik. Menyeluruh. Btw, ada kesan mudah saja mencipta musik untuk lagu bertempo cepat, yakni penuh saja musik dengn rhytim variatif dan sound effect. Tapi Seberapa Pantas mendapatkan perlakuan merata, selayaknya lagu megah yang biasanya bertempo pelan. 

Pada lagu ini terlihat bahwa So7 tak hanya memilih tema menjadi lagu, tak hanya menempatkan bunyi instrumen menjadi musik, dan tak hanya mengisi vokal lagu di bagian lirik. Seberapa Pantas begitu komplet, powerfull dan tetap nyaman di telinga pendengarnya.

5. Seandainya.
Birama musik ini adalah satu hal yang baru muncul dan dicoba So7 dalam karya-karya mereka yang dikenalkan ke pasar. Hasilnya segar. Semodel lagu ini belum pernah muncul pada lagu-lagu mereka (setelah dua album). Tapi kesempatan kedua dalam Last Pretence, So7 malah lebih sukses lagi. Bukan So7 namanya kalau tidak kreatif bermusik. Overtune lagu ini bukan hal yang biasa ada dalam lagu-lagu pada jamannya, juga sekarang. Mereka benar-benar mengeskplorasi musik. So7 mulai berani menghadirkan musik semodel Seandainya dalam albumnya (meski hanya satu), yang bukan mainstream dan tidak terlalu menarik minat pasar. 

Jika ukuran berhasilnya sebuah lagu dinilai dari seberapa sering lagu itu direkues di radio, pembuatan dan pemutaran video klip, dan pementasannya di panggung, lagu ini jelas gagal. Tapi bila bicara soal keseimbangan menyeluruh sebagai hasil proses kreatifitas bermusik, Seandainya sudah sukses mencapai kemapanan. Nilainya membanggakan.

4. Waktu yang Tepat untuk Berpisah.
Setiap lagu So7 akan menimbulkan perasaan yang berbagai macam ketika mendengarnya. Itu datang secara teratur selama mendengarkan lagu, dengan tepat dihadirkan satu per satu. Namun lirik bagus akan gagal bila musik yang menjadi tubuhnya rapuh. Maka musik pada lagu ini dibangun dengan kokoh dan seimbang, menyesuaikan dengan tema lagu, menciptakan lingkungan yang tepat bagi nafas vokalisnya. Dengan lirik puitis, orkestra musik menutup "jejak langkah" kerelaan aku-lirik dengan sangat megah pula. Keren!

3. Mantan Kekasih.
Galau, tentu! Dan lagu ini adalah momen galau yang membanggakan. Dengarkan dengan headphone, volume secukupknya dan ikut bernyanyi. Ironi yang muncul tersebab aku-lirik mencoba tegar dengan menyampaikan "bagaimana dia menghancurkan aku". Keanehan itu bisa diresapi dengan membayangkan kita berada di atas sebuah panggung megah sebuah konser, menangisi seseorang dan menjadi pusat perhatian penonton. Lalu sorot lampu meluruhkan tangis itu dengn gemuruh orkes musik menemani klimaksnya, mengangkat dagu dan menyanyikan chorus berulang-ulang. Belum cukup rupanya bila penonton tak menemani kita dengan koor berpesan kerelaan: Kau tak selalu bisa punya yang kau inginkan.

2. Last Pretence.
Yang patut disayangkan pada lagu ini adalah judulnya yang menggunakan bahasa Inggris padahal lagunya berlirik bahasa Indonesia. Apakah perbendaharaan bahasa Indonesia tidak cukup memfasilitasi imaji pencipta lagu ini? Tak adakah kata-kata yang tepat? Tapi di luar faktor itu, tetap saja lagu ini favorite. Birama sama dengan lagu Seandainya, kembali menggugah rasa bila kepal ikut mengayun mengikuti ketukan beat Brian dan alunan lembut musik pengiring di kejauhan: di belakang teriakan vokal Duta. Fade out menjadi pilihan bagus mengakhiri pertunjukan musik.

1. Sekali Lagi.
Yap! Lagu ini adalah pemenangnya bagiku. Tapi tetap saja lagu-lagu So7 terlalu membingungkan jika harus dipilih mana yang terbaik. Semuanya terbaik, kupikir. Dan betapa pedih cinta itu bila mendengarkan Sekali Lagi. 

Pada awalnya aku merasa pastinya So7 punya pilihan instrumen lain atau efek gitar lain yang lebih sempurna ketimbang apa yang sudah mereka jadikan pada musik lagu ini. Entahlah, mungkin equalizer yang kurang pas. Suara petikan senar gitar Eross terasa tak penuh, bahkan tak nyaman bila dibandingkan dengan musik lain So7 yang bertema sedih juga. Biasanya So7 berfokus pada parade orkestra musik pada lagu-lagu semodel ini untuk menimbulkan kemegahan dalam sikap kerelaan aku-lirik. Tapi pada Sekali Lagi, So7 membiarkan melodi gitar bekerja lebih keras pun dengan pilihan sound yang sama sekali tak lembut. Heran. 

Ternyata, mendengarkannya sekali saja tak cukup untuk tahu jawaban atas pilihan tak biasa itu. Maka, dengarkan sekali lagi. Sebab sound gitar pilihan Eross terasa bagai sebentuk sayatan yang melukai aku-lirik. Tak cukup luka? Sayat sekali lagi. Sayatan itu ada dalam suara gitar, petikan yng enggan berbunyi seperti satu suku kata terakhir setelah pada suku kata sebelumnya kita terpekik. Sama seperti suara serak ketika kepedihan terlalu berat untuk diimbangi pita suara. Seperti terhimpit beban: lead gitar itulah poinnya. 

Keadaan terhimpit pada pita suara itu, diretas teriakan Duta pada refrain: seolah ia sudah memutuskan untuk bangkit dan bernyanyi. Harmonisasi vokal (biasanya oleh Adam) menemani pengharapan aku lirik, lalu ditutup syahdu gitar Eross: lesap dengan luar biasa lembut. Sekali Lagi seringkali kunyanyikan dengan gitar akustik, saat sendiri. Hanya karena ingin menyelami perjalanan cinta aku-lirik yang penuh rasa. 

Sebagai penutup, Sheila on 7 telah memperkaya musik Indonesia, satu-satunya grup musik yang aku kagumi sepenuhnya. Dan sepuluh lagu yang aku tulis di atas merupakan pendapat pribadi seorang penggemar. Semoga bisa bermanfaat bagi siapa saja.





Chris Othersides