: penutup Maret
(images from www.dyrmdaily.com) |
aku akan memejamkan mata, kadang dibantu dengan menutupi bagian mataku dengan bantal atau sebagian sarungku, lalu mulai membayangkan aku terbang. aku berada di jalan menuju salah satu sungai di kampungku, Lau Rempak. keluar dari ladang Mama-ku, ada beberapa pohon manggis di dalamnya, aku sampai di jalan yang menghubungkan kampungku dengan kampung Simeluk. itu dusun lebih tepatnya. di sebelah kiri adalah jurang yang landai. ujungnya berhenti pada aliran sungai yang mengelilingi kampungku. ya, kampungku berada di dataran tinggi. kerennya, jalan masuk dan keluar harus menyeberangi sungai. di sisi jalan, aku menghadap ke lereng landai itu. aku bisa melihat pegunungan dari sana bila cuacanya cerah. sekian tahun aku percaya puncak tertinggi yang kulihat dari sana adalah gunung Sinabung.
lalu aku akan melompat, meluncur ke bawah lereng landai itu. kurasakan angin bertiup dan bersiul di telinga. bisa kulihat pucuk-pucuk ilalang, atau jagung dan padi, bila lereng sekitar itu sedang ditanami oleh pemiliknya. aku bergerak beberapa meter di atasnya, meluncur, terbang. beberapa detik di udara, aku seperti orang yang terjatuh ke dalam jurang. namun selanjutnya entah bagaimana aku bisa mengendalikan tubuhku seperti seekor elang. kurentangkan kedua tanganku yang seperti sepasang sayap. aku berbelok hanya dengan gerakan kepala. ke kiri. ke kanan. mendongak bila aku ingin menambah ketinggian. terbangku makin tinggi untuk melewati bukit-bukit, ladang-ladang karet penduduk kampungku. hingga aku bisa melihat jelas pegunungan yang konon merupakan bagian Bukit Barisan yang memanjang di punggung Sumatera. seperti elang, aku mengarungi angkasa. sangat menyenangkan. lalu beberapa menit setelahnya aku lupa sedang terbang. tanpa sadar, aku sudah tertidur. mimpi yang lain akan menggantikan fantasi terbangku. seperti itu yang sering kubayangkan ketika aku susah tidur.
bagaimana caraku memulainya, sesungguhnya berasal dari mimpi terbangku yang pertama. seperti yang kuceritakan, begitulah yang terjadi. lalu aku gunakan tiap kali kesulitan tidur. terkadang aku hanya melompat dari tempatku berdiri lalu aku bisa terangkat ke udara dan meluncur ke angkasa. selalu berhasil. mungkin karena itu adalah mimpiku yang paling menyenangkan, aku selalu mengingatnya dan menjadikannya obat tidur alami. aku tak tahu kapan persisnya itu bermula. yang pasti, aku selalu berharap aku bermimpi bisa terbang. sejak kecil, sejak pertama kali bermimpi terbang dari tepi lereng landai di jalan kampungku. tak terhitung berapa kali aku berfantasi terbang sebelum tidur, atau sengaja agar bisa bermimpi terbang. menurutku itu mimpi yang paling indah. terkadang aku menyimpulkan bahwa keinginanku merantau dari tanah kelahiran sudah digariskan sejak aku kecil. melalui mimpi terbang, bacaan tentang perjalanan dan petualangan ke tempat-tempat asing di luar sana, dan perasaan tenang memandang foto-foto luar angkasa, rasanya adalah pemicu mengapa aku ingin menggelandang di luar asalku. orang-orang berkata begitulah seseorang yang dinaungi zodiak Sagitarius. mereka suka bebas. tapi siapa yang tidak suka bebas, kutanya? seperti terbang, semua orang ingin kebebasan.
omong-omong aku suka sekali berada di dalam pesawat. menyadari aku sedang terbang, berada di angkasa, merupakan pengalaman yang entah bagaimana sangat kunikmati. aku sudah terbang beberapa kali dan aku tak pernah bosan. mungkin suatu saat nanti aku bisa terbang ke luar angkasa. seperti astronot. atau sekadar singgah, berwisata ke stasiun luar angkasa di luar atmosfer bumi. berharap saja aku masih hidup ketika wahana antariksa dibuka untuk umum, dan aku punya uang untuk sekadar berlibur di sana: memandang bumi dari ketinggian. seperti Gravity. oh, sudah jam enam lewat. aku harus terbang sesaat lagi. selamat pagi. []
Yogya
06.290414.06.15
No comments:
Post a Comment