Monday, December 5, 2011

Chris Othersides Nge(go)Blog

nge(go)blog

21.27.

malam ini, malam selasa, 5 Des 2011. hehehe. bulan Desember, sejak lama sudah kuanggap bulan terbaik untukku secara khusus. nggak ada sih yang istimewa selain, ya, aku lahir pada bulan Desember, beberapa tahun yang lalu. ahak hak hak. Desember juga ada Natal, akhir tahun, terus apa lagi ya...? pokoknya, Desember itu kerenlah menurutku. 

hari ini, maksudku seharian ini, aku mengerjakan beberapa musik dan lagu untuk album ketigaku. album ini nantinya akan berjudul Sehari di Jakarta, yang diambil dari salah satu judul lagu di dalamnya. lagu itu sendiri aku ciptakan untuk Aria. menyenangkan memang bila bisa membuat lagu, menghadiahkannya untuk orang lain, apalagi untuk orang yang kita sayang. Aria itu. tapi, mungkin aku kebanyakan orang yang disayang, deh -___-"

aku pernah membuat lagu untuk orang lain selain Aria. ada beberapa orang. ada beberapa lagu. mungkin sekaliannya itu aku bundel dalam paket sumber inspirasi. dan omong-omong soal sumber inspirasi, kehidupan cintaku yang penyumbang nomor satu. meski, aku ngerasa nggak enak juga dengan tema lagu yang hampir selalu aku usung #halah. maksudnya, seharusnya aku punya waktu khusus untuk membawakan tema-tema lain. nggak melulu cinta atau patah hati. aku harus mencobanya suatu hari nanti. tapi, repotnya kalau hati masih saja dikendalikan sama cinta, ya begini ini. capek deh. ahak hak hak.

tapi, sekali lagi omong-omong, aku kok ngerasa kegiatan membuat musik, mencipta lagu, membagikannya ke orang lain melalui internet begini ini, nggak ada gunanya, ya? entahlah. beberapa teman pernah menganjurkan untuk mengirimkan demo lagu-laguku (yang aku rasa yang terbaik) ke label musik. aku pernah mencobanya, beberapa kali. ya, nggak ada dipanggil sih sampai saat ini. hihihi. mungkin karena, kupikir, aku nggak fokus dan menginginkan hal itu (baca. menjadi penyanyi). beberapa kali, aku merasa sudah cukup rasanya menjadi orang yang mencipta, lalu berbagi. label penyanyi top, artist itu, seringkali hanya kugunakan sebagai bahan candaan. misalnya, menyebut diriku sendiri sebagainya. ya, aku merasa diriku adalah artist sungguhan. ahak hak hak. semoga pembaca nggak pada protes. hihihi.

ketika membuat lagu itu, rasanya senang sekali. apalagi kalau sejak awal lagu itu dibuat untuk seseorang, misalnya. dan kesenangan itu belum berhenti sampai disitu. mengisi instrumen musiknya, memadukannya dan mendengar berulang-ulang, sampai kadang-kadang telinga bengkak, lho. lalu, mengisi vocal, mencoba mengisi backing-vocal, meskipun yang ini aku sungguh nggak punya kemampuan bagus. hehehe. lalu memperdengarkannya (publish) ke orang yang dimaksud. apalagi kalau ke publik begitu. senang rasanya. hanya saja, kupikir semua itu cukup deh. berhenti. apalagi selain itu? bukankah menyanyikan lagu-lagu yang sudah ada saja sudah cukup kalau sekedar kesenangan?

dan belum lagi, aku merasa (kebanyakan merasa, niy) kalau semuanya itu hanyalah hobby. bukan sesuatu yang pantas dan diizinkan untuk kutekuni. kenapa ada kata "diizinkan" di sana? hehehe. maksudku, orang tuaku, nggak terlalu mendukung hal ini. setidaknya, sampai tanggung jawabku selesai (baca. kuliah). ini menyebalkan karena di saat bersamaan aku hanya ingin bermusik dengan laptopku (dulu) atau dengan gitarku saja, dengan seringkali meminjam komputer atau laptop teman untuk mengarang musik digitalnya. menyedihkan, kan? bahkan untuk bercocok tanam saja pun orang kadang meminjam lahan. ya, ada petani yang seperti itu. tapi mereka menanam dan mendapatkan hasil. lalu aku? memang ada hasilnya, such as cape, pegel, sakit pinggang, ngantuk, parau, dianggap tukang minjem aja dan belum lagi kalau lagu itu nggak sukses (menurut selera telingaku sendiri). itulah yang didapatkan. ahak hak hak.
belum lagi cobaan-cobaan (halah) yang seringkali melanda saat membuat lagu. sebut saja mati listrik, suara mesin air yang berbunyi (maklum, tinggal di kos-kosan), teriakan anak-anak di sebelah, gonggongan anjing, ayam berkokok. dan kesemuanya itu terjadi dengan begitu aneh atau memang perasaanku saja. pasalnya, saat ingin take vocal misalnya, barulah muncul keributan yang bisa mengganggu proses rekaman. sialnya, kalau lagi diam, keadaannya juga tenang. percaya deh. hal itu nggak sekali lho. sering malah! menyebalkan dan membuat mood menjadi buruk. 

terus, (bukan sensi) aku nggak begitu mendapatkan apresiasi dari teman-teman dekatku sendiri. dalam arti, orang yang bisa kulihat langsung orangnya. rasanya, mereka memang kurang menyukai selera musikku. aneh, siy. soalnya, aku merasa aku membuat lagu yang membahas hal-hal yang serupa dengan lagu-lagu favorite mereka. karena lagu-lagu itu juga menjadi favorite-ku. lalu dimana yang salah? awalnya kupikir, kualitas musik digital buatanku masih di bawah rata-rata. belum layak dengar. nggak seperti musik pada lagu-lagu dari label musik. kalau begitu aku bisa terima sih. hanya saja, kenapa aku malah mendapatkan apresiasi dari orang lain, yang nggak kulihat sama sekali wajahnya (dari teman dunia maya)? padahal, mereka kan teman-temanku. beberapa tahun berteman dengan aku. ahak hak hak. nasib dah.

dan karena faktor tersebut secara sembarangan di atas, aku jadi berpikir kalau bermusik yang seperti kukerjakan beberapa tahun belakangan ini, adalah pekerjaan yang sia-sia dan tak dianugerahi siapapun. orang tuaku nggak begitu antusias, ketika kukatakan aku bisa membuat musik dengan laptopku, menyanyi sendiri, mengisi vocalnya, menjadikan mp3 dan laguku bisa disearching di internet. mereka nggak tahu hal itu, mereka nggak minat. nggak apa-apa. toh, mereka kan orang tua. lalu, adik-adikku? orang-orang terdekatku! hihihi. jadi kesal deh. nggak apa-apa juga. namanya juga lagi galau. ahak hak hak.
dan semakin yakinlah aku bahwa musikku itu tak ada gunanya sama sekali, kecuali untuk kepuasan batinku secara pribadi. melihat situasi yang seringkali terjadi, minim apresiasi dari orang-orang terdekatku sendiri, aku sudah menganggapnya demikian. dan satu lagi: hal ini tak mendapatkan keuntungan finansial, lho. lagunya nggak dijual, kok. dan kalau pun dijual, belum tentu laku juga. ahak hak hak. 

entahlah. pemikiran seperti ini seringkali datang. apalagi kalau letih menyerang di kala malam #halah. pakai rima segala. ahak hak hak. nah, yang pasti aku cukup sering merasakan ketidakbergunaan apa yang kukerjakan ini. kecuali sebagai kesenangan pribadi dan menghabiskan waktuku yang seharusnya berharga. sialnya, aku gampang mengorbankan hal-hal penting lain, hanya untuk bermusik di laptop. menyedihkan, bukan? :D

meskipun begitu: aku berusaha sepenuh hati menyanyikan lagu-laguku. beberapa teman mayaku berkata, suaraku harus cukup mampu menyampaikan kesan lagu saat menyanyikan liriknya. kalau senang, musti ada kesan senang. begitu juga dengan sedih, marah, semangat, tangis, dsb, dsb. tarikan nafas juga harus diatur. aku juga beberapa kali mencoba meneliti bagaimana seseorang menyanyi (maksudku vocalis band atau solo begitu). karena dengan begitu aku bisa menambah kemampuan menyanyiku.

dan sekali lagi, meskipun begitu: Desember ini akan kupilih sebagai bulan untuk album ketigaku. semoga hasilnya cukup memuaskan. setidaknya, dari beberapa lagu yang sudah ada, terlihat respon yang cukup baik dari beberapa teman dunia mayaku--yang beberapa kali sudah mendengarkan karya-karyaku. sejujurnya, didengar satu orang sajapun sudah cukup, kok :) tapi emang dasar manusia, selalu tak pernah berkecukupan. bdw, album ketiga Chris Othersides ini bakal berisi delapan buah lagu baru, yang mana aku ciptakan saat perjalanan singkatku di Jawa (Jakarta). terlebih lagi, secara khusus album ini nantinya aku persembahkan untuk Aria, untuk awal yang merupakan akhir dan sebaliknya dari perjalanan itu sendiri. 

seringkali hal-hal kecil membuat kekecewaan.

segera deh aku posting di blog ini. mungkin, 12 Desember nanti :)


selamat malam

No comments:

Post a Comment