Umm... gak tau musti bilang apa. Yg pasti undangan dari Star FM, Sabtu kemarin itu berubah menjadi menegangkan. Ahak hak hak. Secara gak nyangka aja, pun pasti sangat berharap mereka memanggil kami (aku dan manajer) setelah mendengarkan CD laguku itu. Kira-kira sebulan lebih (hampir dua bulan) setelah CD itu nangkring di Star FM, sebuah SMS dari Mbak Widi mampir ke hape manajer (Omri).
Sebenarnya aku nggak mempersiapkan tampil akustik. Bagaimanapun, aku nggak punya band pengiring atau semacamnya. Paling bisa, aku bermain gitar sambil nyanyi dan musik dari laptop harus mengiringiku dari belakang. Jadi tampil akustik dengan tiga lagu di Star FM itu benar-benar di luar dugaan.
Tapi aku harus bersikap profesional, kan? :)
Kamis(5/8)
Hari itu, Chris Othersides ditanya kesediaannya untuk nampil akustik di acara Aku-Star Special di Star FM, Sabtu siang pukul 14.00 WIB melalui SMS ke hp jadul manajer. Omri langsung kontak aku, akhirnya kami bertemu lagi dan mempersiapkan (hampir) segalanya untukshow itu. Ahak hak hak. (bagian senangnya agak disamar-samarkan niy). Janji ketemuan (halah) diproklamirkan. Ahak hak hak.
Jumat (6/8)
Nggak banyak yang bisa kuingat. Tapi tentunya persiapannya saja udah seru lho. Aku dan Omri ketemuan di USU, di depan FK sambil doi ngambil pesanan spanduk. Omri bawak motor matic merahnya dan dua helm (kurus-kurus gitu, Omri adalah salah satu pengendara yang patuh pada peraturan berkendara, lho!). Awalnya kami harus ketemu jam 9 pagi, tapi bisnis yg digeluti Omri membuatnya harus ngaret setengah jam lebih. Aku memilih online sebentar di warnet (padalan uang saku dah tipis).
Singkat cerita, kami berdua mangkal di salah kios pulsa Omri di daerah Denai, Medan. Gitar cuma satu, pun gitar itu maknyus banget suaranya. Belum lagi tempelen di belakang gitar yg childish abis. Bener-bener norak kalok dibawak manggung. Masak stikerna bubles gitu dan ngepink. Ahak hak hak. Tapi untungnya cuma di bagian belakang. Lalu kami singgah ke rumah ortu Omri dan mengambil salah satu peninggalan masa muda Omri : gitar tua yang udah berdebu dan karatan. Pun begitu, senarnya kami ganti dan aku memilih menggunakannya latihan. Gitar udah lengkap. Plus nasihat-musikal dari saudara Omri yang sempat kami kunjungi. Ahak hak hak.
Latihan dimulai siang dan diakhiri ketika sore hari. Latihan harus berhenti juga karena Jumatan. Aduh, jari-jari ini rasanya musti dibekuin pakek es deh. Sakit bener! Ahak hak hak. Dan lagu ada acara bolak-balik ke kamar mandi buat pipis. Minum hampir segalon, duduk terus dengan suasana Medan yg panas itu. Tapi untungnya ada kipas angin yg mencoba menandingi tinggiku. Ahak hak hak.
Star FM (Mbak Widi) bilang kami bakal perform 3 lagu. Setelah dipilih, pertama kami akan nyanyiin Mendung, disusul Perhentian Terakhir dan ditutup dengan lagu pamungkas Bila Malam Datang. Acara latihan diisi dengan kesalahan fatal pada chord (seperti Omri yg lupa kombinasi kunci pada Mendung yg rada njelimet buat pemula :p). Sampai-sampai Omri harus mencatat lirik ketiga lagu itu di kertas yang disobek dari buku khusus-pembukuan-jual-pulsa. Ahak hak hak, serta chordnya. Nama chord itu terserah yang mana ia ingat dan kenal. Buat yg ngeliat, sepertinya itu chord asal-asalan, alias hanya dimengerti oleh penulisnya.
Beberapa kali kami harus istirahat karena jari-jari yg semakin sakit dan terbelah bekas senar gitar. Belom lagu imaji Omri yg agak-agak nakal ketika membaca lirik “getarku di perhentian terakhir” atau “kau bisa lihat burung yang terbang”. Mungkin rindu isteri kali ya? Ahak hak hak. Biar nggak bosen, sesekali Omri menyanyikan lagu-lagu lawasnya saat masih kuliah dan membuat suasana lebih panas.
Anak kos, anak kos...
Yang paling asyik adalah, Omri ini bener-bener cepat belajar. Gampang aja tuh doi bikin chord akustik pengiring Bila Malam Datang dan Perhentian Terakhir. Pun doi harus kewalahan saat latihan lagu Mendung. Itu lagu yang pakek kunci yg bikin jari kesakitan abis. Ahak hak hak.
Dan ternyata, memang benar kalau latihan mendesak itu menguras tenaga. Pita suaraku pun mulai mengeluh. Latihan musik itu juga sekalian latihan vocal lho. Aku sudah memikirkan kalau suaraku akan habis sebelum acara diadakan besoknya. Khawatir juga siy. Malahan beberapa kali latihan, aku nggak ikut nyanyi. Jadinya Omri yg nyanyi dengan improvisasi yang kekna bisa bikin lagu baru (gak hapal jadinya malah bikin nada sendiri). Ahak hak hak. Belom lagu lirik yang ia plesetin seperti, “rapat hati t’lah mengubah warna biru di hidupku”. Ada-ada aja, ingatnya yang rapat-rapat. Ahak hak hak.
Yang paling sial, Omri malah ngajak makan sebungkus berdua pulak. Itu terkesan pelit kan? Ahak hak hak. Sebenernya kagak. Doi mikir aku yg kurus ini sama-gak-banyak-makannya sepertinya. Alhasil aku harus beli sebungkus lagi beberapa jam setelahnya. Kelaparan lagi. Ahak hak hak.
Sore, kira-kira jam 6 sore, aku harus kembali ke kamar kos di Tanjung Sari. Rencana sudah matang dan latihan musik sudah cukup menjanjikan (meskipun aku pesimis). Omri memang membayarnya Sabtu siang di studio Star FM. Dan itu sangat berkesan. Aku kembali ke kost dan hanya menyempatkan beberapa menit untuk menyapa Namaku Nandiari terkait kolaborasi cerita di kemudian.com. Bener-bener dah! Itu sibuk banget! Sebelum sampai di kamar kos, aku sempatkan beli minyak rambut (ngakak bener!), parfum cowok (ngakak lagi!), alat cukur (jenggot niy berantakan mulu!) dan minuman penyegar. Lalu, aku memilih mandi, minum larutan penyegar (tanda-tanda panas dalam udah muncul), lalu tidur dengan Mendung, Perhentian Terakhir dan Mendung diputerin repeat di laptop. Headset on! Tidur dalam lelap. Moga bisa ngapal semua liriknya. Ahak hak hak.
Sabtu (7/8)
Pagi-pagi, aku sudah di kamar kostnya Ran. Bagaimanapun dia adalah orang yang sangat aku butuhkan, terlebih saat itu. Dan lagi, kostum (maksudnya kaos oblongku) sengaja kutinggal di kamarnya biar ada alasan berkunjung. Ahak hak hak. Gitarnyalah yang akan kupakai di Star FM nanti. Sedangkan Omri membawa gitar norak-tapi-bagusnya itu. Kami sepakat ketemu di Pendopo USU jam 10 pagi, buat Ji-Er terakhir kalinya, lalu akan berangkat ke studio Star FM di daerah Pringgan, jam 1 siang.
Ran masih ngantuk. Bener-bener deh! Itu membuatku ngedrop. Bagaimana tidak! Aku mau on-air di radio—sebuah tanda bagus buat karir (karir???)—eh, doi malah bilang masih ngantuk? Ahak hak hak. Nasib dah! Sempat lemas, padalan nggak ngapa-ngapain, aku berpikir harus bisa menyemangati diri sendiri. Jangan sampai seperti Omri yang—sialnya—mendapat respon serupa dari orang rumahnya. Ckckckck. Nasib ya, Om? Apakah harus Major Label semisal SonyBMG yg nelpon baru terlihat apresiasinya? Gitu deh. Jadi, kami berdua yang Bukan-Duo mirip Pasto ini harus bisa menyemangati diri sendiri.
Aku berangkat dari kamar kos Ran—yang letaknya nggak jauh dari USU. Omri udah nungguin di Pendopo dengan gitarnya. Bener-bener deh! Omri itu terlihat masih-seperti-mahasiswa dengan motor matic dan gitarnya. Ia lagi genjreng-genjreng diperhatikan orang-orang di Pendopo yg lg nyiapin panggung. Kebetulan ada acara musik gitu. Jadi, kami berdua—yg tadinya mau latihan disana—harus minggat ke areal perpustakaan, dekat kolam keruh yang lagi direnovasi. Kolam kok direnovasi ya? Ahak hak hak.
Alhasil, jadi tontonan mahasiswa USU dah latihannya. Mana Omri pakek jelalatan lagi ngeliat para mahasiswi yang cakep-cakep pada berseliweran. Pun ketika kami terlihat seperti sepasang apa gitu yg makan rujak-sepiring-berdua. Sial dah! Tapi, itu seperti keajaiban, lho! Suaraku yang udah mulai hilang, seperti kembali full lagi ketika PNS (pepaya, nanas dan semangka) melewati kerongkongan. Wuuiihh! Rasanya, hmmm... “Tanyakan pada mendung apa yang ia bawa...” langsung tarik gak pakek rintangan.
Latihan diulang-ulang sembari Abang Tukang Rujak udah dapat sembilan ribu dari kami. Chris Othersides siap tampil! Sebelumnya aku musti pipis dolo. Ahak hak hak. Banyak minum = Rajin ke toilet. Kami pun berangkat jam 1 lewat dikit :D
Studio Star FM
Pertama kali aku kesana adalah ketika bersama Omri memberikan CD album Bila Malam Datang. Di dalamnya ada 10 lagu hasil voting Othersiders Sejati. Kami berdua rencananya berniat merekam perbincangan dan akan menguploadnya ke Fans Page. Tetapi Abang penyiar (kebetulan bernama Jepri) nggak bisa mengoperasikan perekamnya karena terlalu sibuk siaran. Sial memang, doi hanya sendirian di studio siang itu. CD kosong itu pun teronggok tak berdaya (mana duitku amblas 5000 rupiah membelinya). Ahak hak hak.
Jepri sangat ramah (tipikal penyiar pada umumnya), warna kulitnya putih, bersih. Ia juga tinggi dengan badan yang lumayan gemuk. Pakaiannya rapi dan, kok malah deskripsi tokoh siy? Ahak hak hak. Oke, doi mulai dengan menepuk pundakku lalu bertanya, “Band?” Omri yang menggeleng dan bilang bukan. Jepri mencoba lagi, “Duo?” Karena gak mau Jepri salah dua kali, Omri mengangguk. Ahak hak hak. Dasar! Sejatinya kan memang bukan?
Ketika sapaan khas Oke StarMania dimanapun berada, selamat siang semuanya. Kali ini di acara Aku-Star Special kita kedatangan tamu yang kece-kece, cieee...! Ya, siapakah mereka? Penasaran, penasaran? Makanya, Star-Mania tetap di 104.6 Star FM di acara Aku-Star Special, dimulai olehnya, aku dan Omri masuk ke studio. Kami berdua dihadapkan dengan ruangan dengan cat dinding krem, papan nama Star FM, meja dan peralatan penyiar serta karpet empuk.
Perbincangan dimulai dengan Jepri yang bertanya asal-usul nama Chris (the) Othersides. Doi sempat menyebutkan kata “the” yang sejatinya nggak ada. Tetapi meniru Omri, aku gak mau bikin Bang Jepri “terlihat” salah tiga kali. Ahak hak hak. Yah, jawabannya sederhana. Chris itu namaku dan Othersides itu awalnya nama blogku (http://othersides.multiply.com/). Ketika aku membuat musik secara rutin, aku membawa nama itu biar keren. Artinya sendiri itu semacam sisi lain dari Chris. Ciiieee... punya “dunia lain” kayaknya. Ahak hak hak. Lalu ditanya kenapa bisa gabung gitu. Mulai deh dengan kesamaan kami, yang gak dipaksa, nyatanya sama.
Obrolan kami fresh banget. Tapi, mungkin aku yang kurang bisa menyajikan seperti nyatanya. Kami sering ketawa-ketawa entah karena apa. Meski gugup itu ada, Bang Jepri dan sepertinya semua penyiar bisa mencairkan suasana. Satu di antara dua layar monitor di depannya menunjukkan dua laguku yang sudah bisa direkues oleh Star Mania : Bila Malam Datang dan Perhentian Terakhir. Setelah sapaan awal selesai, BMD diputerin deh. Duh, itu pertama kalinya aku mendengar BMD diputerin oleh orang lain yang nggak (baru) aku kenal. Ahak hak hak. Stasiun Radio lagi! Hohoho.
BMD kelar, sesi tanya-tanya lagi, seperti genre, latar belakang Chris Othersides, kuliah dimana (masiy kuliah???), penciptaan lagu BMD dan lain-lain. Yah, pada dasarnya kami berdua punya kesamaan, kata Omri. Sama-sama gilak kali ya? Ahak hak hak. Ya, giliran pertanyaan yang gak mungkin dijawab sama Omri, aku yg mulai nelan mic (musti nempel katanya). Ya, BMD itu sejatinya lagu curhat. Ketika itu aku lagi patah hati dan mencipta lagu itu.
Kami juga ditanya akan bawain lagu apa. Disini Omri yang berperan banyak. Bagaimanapun doi adalah manajer, jadinya doi yg lebih banyak ngomong soal teknis. Ketika headphone udah di kuping, mic udah dicondongkan ke arah kami berdua, petikan gitar dimulai bersamaan.
(Gadd9) Jrengjeng...jengjereng...
(Cadd9) Jrengjeng...jengjereng...
Houuwwooo...
Mendung dimulai dah.
Hehehe. Jangan tanya bagaimana lagu itu akhirnya sukses dinyanyiin. Bener-bener deh! Aku harus bisa menggoyang-goyangkan kaki biar rileks. Karena gak mungkin nyanyi sambil ngunyah permen karet. Ahak hak hak. Mic penyiarnya itu keren abis. Dari jauh jugak bisa nangkep suara gitar dan vocal. Pantesan waktu di luar Omri bilang jangan kentut di dalam studio. Ahak hak hak. Mana aku pengen ke kamar mandi pulak : lagi-lagi pengen pipis. :D
Trus, ditanyain lagu latar belakang penciptaan lagu Mendung. Ya, aku bilang kalau lagu itu hasil curhat dari teman (Rina) dari Malang dan diciptain sebagai motivasi buat cewek itu. Mendung pasti berlalu, kukatakan di akhirnya. Eh, Bang Jepri kaget, “Dari Malang?” katanya seolah-olah fans saia udah nyebar ke seluruh Indonesia. Aku bilang lagi kalau aku aktif di internet dan sering chatting. Dan promo Fans Page dan Twitter akhirnya tersampaikan. Trus ditanyain juga gimana dengan promosi dari jalur youtube seperti Justin Bieber pun Si Keong Racun itu. Ahak hak hak. Bener-bener dah! Aku sebel soalnya sama Keong Racun. Tapi Omri yang menjawab. Katanya video akan dibuat juga segera. Aku tambahin pulak kenapa nggak dibuat-buat sampai saat ini, ya karena aku maunya video itu udah layak publish, nggak asal-asalan. Cenderung perfeksionis tapi nggak ngeliat keadaan. Secara kamera aja nggak punya. Bang Jepri ngakak dan bilang kalo aku jujur kali. Ahak hak hak. Emang musti apa cobak? Masak aku bohong? Nggak baik itu mah kalok sukak bohong. Ahak hak hak. (Ken, jangan bilang abang gak bisa akting!) :p
Trus ditanyain soal pembajakan. Ya, Omri deh yang jawab. Soalnya ini sangat peka. Dalam hati aku mau bilang aku ini anti pembajakan. Kenyataannya software pembuat musik-musikku ini kan hasil bajakan. Ahak hak hak. Jangankan itu, sistem operasi yang ada di laptopku aja bajakan. Mana sanggup belik asli. Ahak hak hak. Nasib dah! Ditanya juga band favorite. Hihihi. Sama-sama deh! Kami berdua ngefans sama Sheila on 7. Bedanya, aku cuma bilang So7, Omri nambahin dengan Gigi. Katanya karena dia sukak ngeliat gigi. Lalu Bang Jepri bilang bakal pakek behel deh! Ahak hak hak.
Sehabis iklan, kami bawain Perhentian Terakhir dengan kurang mulus. Setidaknya itu nggak semulus Mendung. Tapi untungnya aku hapal liriknya. Ahak hak hak. Sejak awal aku khawatir bakal lupa liriknya. Tetapi dengan suasana yang sudah mencair dan nyaman, lagu itu akhirnya kelar. Pas ketika Omri nyeritain kekmana awal pertemuan kami, tawa pecah lagi dah! Soalnya, Omri bilang, kami berdua dulunya ada di satu komunitas menulis (http://www.kemudian.com/) dan sukak chating-chating gitu. Perasaanku nggak enak, kubilang. Ahak hak hak.
Giliran berikutnya, Bang Jepri bertanya soal thanks to. Ahak hak hak. Ini benar-benar di luar dugaanku. Ketika tangannya menunjuk ke aku, aku bilang yang pasti terima kasih itu buat sumber inspirasi nomor satu : Fisca Ran. Ahak hak hak. Berikutnya adalah Fans Pertama yang tersebar di berbagai kota, dari Lombok, Malang, Jakarta dan lain-lain. Bang Jepri bergerak-gerak aneh menunjuk-nunjuk dinding di belakangnya. Aku ketawak deh! Soalnya disitu ada papan nama Star FM dengan tulisan warna merah nyala. Jadi kubilang, “Waduh! Udah digerak-gerakin tangannya! Ya udah deh, aku juga berterima kasih sama Star FM dengan acara Aku-Star Special udah ngundang Chris Othersides.”
Omri menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Tuhan, keluarga dan siapa lagi Om? Ahak hak hak. Omri jugak sempat promosi rencana bisnisnya yaitu les musik digital. Doi udah ngasiy nomor hape lho! Jadi bagi siapa saja yang berminat les private FL Studio, segera hubungi Omri. Slogannya juga cukup keren tuh!
“Buat siapa saja yang suka musik, nggak usah ragu buat tekun. Tanpa band pun kamu tetap bisa bikin musik.”
Seperti itulah kira-kira. Ahak hak hak.
Penutupan acara, kami diberikan kenang-kenangan berupa stiker dan pin Star FM. Dan lagu BMD dibawain dengan hancur sebagai ucapan terima kasih. Ahak hak hak. Nggak hancur-hancur amat siy. Cuma, gitar Omri banyak bolongnya. Ia kerap berhenti atau melakukan improvisasi(baca, salah chord). Urusan vocal, nggak ada masalah, kecuali aku nggak bisa nyanyi dengan lantang. Air minum abis dan tenggorokan udah kering. Mau batuk gitu. Ahak hak hak. Gimana mo manggung satu jam bersama Chris Othersides nantinya ya? :D
Kami pamit, menyalami Bang Jepri. Kata-kata perpisahannya sederhana. Ucapan “terima kasih” dari kami karena udah ngundang, dan “jangan sombong kalau udah sukses” dari Bang Jepri. Itu semacam siaran ulang setiap kali ada bintang tamu yang diundang ke radio. Ahak hak hak. Ia juga minta maaf kalau nggak bisa direkamin. Di kesempatan berikutnya aja, katanya. Berasa diundang lagi deh. Ahak hak hak.
Kami berangkat pulang dan membiarkan bintang tamu (band) kedua menunaikan acaranya di Aku-Star Special sore itu. Obrolan sepanjang jalan di atas motor matic Omri diisi dengan gelak tawa abis-abisan. Sesi jujur dimulai. Jujur kalau tadi waktu perform ada yang salah kunci atau gimana perasaan gugupnya. Ternyata Omri ini gugupan lho? Setidaknya itu dari omongannya. Ketika dilihat, nggak kok. Doi nyantai aja kek di pantai. Ahak hak hak.
Ucapan terima kasihku mungkin terkesan biasa aja. Tapi, sungguh. Aku sangat berterima kasih buat Omri. Kalau ia nggak datang ke Medan dan menawarkanku jalan ini, sepertinya aku nggak akan nampil di Star FM di Sabtu yang ‘mendung’ itu. Ia ‘toeloes’ membantuku ‘berbagi mimpi’ pun membuktikan kalau doi ‘juga bisa setia’. Terima kasih, Om. Dirimu bisa menyempatkan diri di sela-sela kesibukanmu dan A-WASH! Dan Join Ponsel jugak! Nggak terkira Om, betapa senangnya aku. Aku mau lompat-lompat seperti Ken Si Pocong dari Selong, Lombok atau Jeffry, teman SMA-ku yang menyebar SMS massal ke semua kontak di ponselnya dalam rangka promosi Chris Othersides. Mau nangis siy, tapi malu. Udah gedek dan kece gini kok nangis yak! Ahak hak hak. Itulah. Terima kasih khusus buat Omri, Manager Chris Othersides.
Yg pasti buat Fisca Ran. Awalnya, aku udah kuciwa. Respon doi biasa aja ketika aku kabarin bakal nampil di Star FM. Pun begitu, aku tahu, ia pasti ‘lelah menanti’ hingga nggak mampu menunjukkan kegembiraan yang semestinya. Tapi siang itu, Ran berkunjung ke kos temannya untuk mendengarkan siaran Star FM dari radio temannya itu. Ia dengar aku bicara dan menganalisis mimik mukaku ketika bicara itu. Ia update status di twitter, promo Chris Othersides, juga bilang betapa kerennya perform kami (padalan salah chord). Aku sudah bangga dan akan mencoba lagi. Sampai semuanya terwujud. Kau benar-benar ‘tetap istimewa’, Ran :)
Pastinya buat semua teman-teman yang udah ada di Fans Page ini, ataupun yg masih ragu-ragu buat nge-like. Ahak hak hak. Thanks banget, Sobat. Dukungan kalian sangat berharga buatku. Aku sangat menghargainya. Kalian disini, adalah Fans Pertama Chris Othersides. Terima kasih banyak.
Tentunya nggak lupa buat Sondang (teman Fisca yang minjemin radio). Ah, listnya bisa dilihat di Fans Page deh. Ada 380an tuh! Semuanya! Yang belum sempat dengerin, silahkan disamperin di Notes :D Lagunya tinggal didownload kok. Nggak bayar. Ahak hak hak.
Terakhir, aku minta maaf jika ada salah kata. Dan terima kasih sebesar-besarnya buat semua. Tanpa kalian, semangatku mungkin turun drastis. Mohon dukungannya untuk Klip Mendung yang segera dirilis di youtube. Yang pasti, ‘yakin, sabar, sampai’ deh!
Salam hangat,
Chris Othersides
http://www.facebook.com/note.php?note_id=145359458815920&id=128795963813334&ref=mf